Home » , » Gaya Ahok Bukan Shock Therapy Perubahan, Tapi Sumber Kekacauan

Gaya Ahok Bukan Shock Therapy Perubahan, Tapi Sumber Kekacauan

Gaya Ahok Bukan Shock Therapy Untuk Perubahan, Tapi Sumber Kekacauan
Gaya Ahok Bukan Shock Therapy Untuk Perubahan, Tapi Sumber Kekacauan

Paska 4 November Sepertinya politik kian tak sehat, isu 4 November yang konon ditunggangi kepentingan politik tertentu terus menjadi bola liar, beberapa aktivis HMI dan IMM ditangkap, Ahmad Dhani dilaporkan polisi oleh relawan Jokowi, Ahmad Dhani juga konon akan melaporkan balik relawan Jokowi, belum lagi soal Buni Yani, hiburan politik Road Show Jokowi ke beberapa Ormas Islam, Aparat penegak hukum yang konon sedang membidik Fahri Hamzah dengan pasal makar, dsb.

Dari bebarapa catatan isu yang mengemuka tersebut, praktis tidak ada isu yang produktif dan konstruktif untuk kemajuan dan kedaulatan bangsa ini, tidak ada lagi suara kritis soal poros maritim Jokowi, tidak ada lagi yang mempelototi proyek-proyek pemerintah yang rawan KKN, tidak ada lagi yang mengawasi pengpeng, tidak ada lagi yang mempelototi kemajuan pembangunan Blok Masela, kedaulatan Natuna, sepak terjang Freeport di Papua, atau kontrak-kontrak pengelolaan SDA Asing dinegeri ini, dsb. semua hanyut terbawa isu penistaan agama oleh Basuki Ahok dan isu-isu politik kekuasaan.

Entah apa yang dipikirkan Negara dan elit-elit politik dinegeri ini, sepertinya isu Ahok sengaja dibuat mengambang dan membuat situasi tak menentu. Beberapa kemarahan elemen Rakyat tentu ada sebab akibat, ada aksi reaksi, dsb.

Salah besar jika negara melalui aparat hukumnya melakukan tindakan represif, anarkis, main tangkap dan tuduh sana sini, sementara sebab musababnya tak segera diselesaikan. 

Sangat mungkin isu Ahok telah ditunggangi kepentingan politik macam-macam dalam negeri maupun luar negeri, kelompok Neoliberal maupun kelompok Radikal, Pengpeng maupun elit2 pragmatis kekuasaan. Semestinya Negara harus intropeksi diri, Ahok sebagai pemimpin daerah yang selalu membuat masalah dan kekacauan terlalu lama dibiarkan, bahkan ada yang menilai selalu dilindungi Negara, wajar kalau banyak elemen masyarakat marah dan mudah disulut oleh pihak-pihak yang mempunyai kepentingan politik elit tertentu.

Kebijakan dan gaya Ahok sebagai gubernur DKI jelas telah banyak melukai bathin dan kehidupan berbangsa, contoh saja kebijakan terkait penggusuran, kebijakan reklamasi, gaya kebal Hukum, dsb. 

Bukan berarti yang marah dan menolak Ahok semuanya adalah pendukung Ahmad Dhani, pendukung Fahri Hamzah, pendukung JK, pendukung SBY atau Prabowo, atau apalagi pendukung Anis atau Agus. Walaupun bisa saja banyak yang mengambil untung dan menunggangi isu Ahok tersebut.

Namun yang jelas seorang Ahok sudah seharusnya tidak lagi muncul diarena politik dan kekuasaan negeri ini, perlu Gracefull Exit sebagaimana pendapat DR. Rizal Ramli.. semua elit politik semestinya menutup pintu untuk Ahok dan karir politiknya.

Ahok gagal menciptakan kedamaian dan kesejukan, Ahok gagal menjadi pemimpin yang mengasuh rakyat dengan baik, Ahok keluar dari kepantasan dan kecakapan sebagai seorang pemimpin, Ahok selalu memunculkan konflik yang membahayakan stabilitas Nasional dan NKRI, Gaya Ahok bukan shock therapy untuk perubahan, tapi semata-mata kekacauan (Chaos) yang tidak produktif untuk kehidupan berbangsa dan bernegara.

Contact Form