Home » , » Ahok Ditangkap, Tensi Politik Pasti Menurun

Ahok Ditangkap, Tensi Politik Pasti Menurun

Ahok Ditangkap, Tensi Politik Pasti Menurun
Ahok Ditangkap, Tensi Politik Pasti Menurun


Tensi politik Nasional semakin memanas menjelang 2 Desember, entah sengaja atau hanya kebetulan redaksi kalimat “Makar” yang dipakai Kapolri Jendral Polisi Tito Karnavian menambah eskalasi politik nasional semakin riuh.

Banyak kelompok kepentingan kini semakin variatif tujuan dan agenda politiknya. Isu tangkap dan penjarakan Ahok makin kuat disuarakan dan banyak kelompok kecil mendompleng isu tersebut.

Selain itu juga Kuat dugaan para beking dan sponsor Ahok barangkali kini berfikir dua kali untuk terus mempertahankan dan membela Ahok paska jebloknya elektabilitas Ahok dan penolakan terhadap ahok yang makin masif dilapangan.

Stigmatisasi terhadap kelompok pro Ahok sebagai kelompok yang pro kebhinekaan sepertinya gagal. Beberapa kali aksi pro kebhinekaan faktanya tidak cukup mendapatkan sambutan antausias dari masyarakat.

Sementara stigmatisasi terhadap kelompok anti Ahok 411 dibawah bendera GNPF MUI sebagai kelompok Radikal Islam dan anti Kebhinekaan sepertinya juga gagal, faktanya justru gerakan tersebut semakin mendapat dukungan luas dari kelompok-kelompok masyarakat dan kelompok Nasionalis.

Kekhawatiran Kapolri Jendral Polisi Tito Karnavian terkait eskalasi politik nasional yang berpotensi terjadinya pergantian kekuasaan barangkali ada benarnya juga, namun semestinya hal tersebut tidak perlu dilontarkan oleh seorang Kapolri, apalagi buru-buru menyimpulkan pergantian kekuasaan yang dimaksud tersebut adalah menjatuhkan atau menggulingkan pemerintahan yang sah atau Makar.

Kapolri selaku komandan aparat penegak hukum dan penjaga stabilitas keamanan semestinya bertindak sejuk dan cermat dan memahami aspirasi masyarakat secara jernih dan utuh.

Segala kekacauan yang terus memanas ini tentu seharusnya diredam dengan menyelesaikan akar masalahnya dulu, yakni "Tangkap Ahok" yang sudah lama membuat masalah dan menyinggung keyakinan agama yang menjadi pintu masuk dari segala kekacauan ini, pasti eskalasi politik akan lebih mereda.

Jangan beralasan Ahok lagi berproses hukum sehingga tidak ditangkap, sementara stablitas nasional dan disintegrasi bangsa yang jadi taruhannya. apalagi dalam sejarah kasus yang sama seperti Ahok tersebut semuanya langsung ditangkap.

Semakin lama menyelesaikan kasus Ahok sama saja sedang menggerus kewibawaan dan membuka ruang terjadinya konsolidasi menjatuhkan pemerintahan Jokowi ditengah-tengah periode kekuasaannya. Apalagi masalah Ahok tidak hanya terkait masalah penistaan agama saja, namun ada masalah korupsi hingga skandal-skandal lainnya.

Menghitung untung rugi jika pemerintahan Jokowi ini jatuh tentu yang paling untung adalah kubu Militer, Pengpeng, para Taipan dan Asing. Namun rakyat dan umat sama sekali tidak akan mendapatkan untung alias merugi besar dari dinamika kekuasaan yang tidak wajar tersebut.

Sementara itu terkait ancaman kelompok radikal yang dimaksud justru menjadikan inti masalah sekarang ini semakin bias, memang bisa saja kelompok radikal tersebut menjadi ancaman, namun jika melihat kekuatan TNI/Polri yang ada sekarang ini ancaman kelompok radikal tersebut barangkali hanya riak-riak kekacauan kecil saja. tetap point yang lebih penting segera "Tangkap Ahok".

Ingat Nasihat DR. Rizal Ramli, “Jangan demi seorang yang jadi "Biang Kekacauan" semua mau dikorbankan ? Persatuan & kedamaian NKRI“

Contact Form