Home » , » Salam People Power, Waspada Bayang-Bayang Kelompok Radikal dan Neolib

Salam People Power, Waspada Bayang-Bayang Kelompok Radikal dan Neolib

Salam People Power, Waspada Bayang-Bayang Kelompok Radikal dan Neolib
Salam People Power, Waspada Bayang-Bayang Kelompok Radikal dan Neolib


Seputar 4 November 2016, dijalan-jalan, dimasjid-masjid, disurau-surau, digang-gang, bahkan di meja makan keluargapun tema obrolannya sama, “Demonstrasi 4 November Menuntut Basuki Tjahaya Purnama Alias Ahok Agar Segera Di Jadikan Tersangka Dan Ditangkap Atas Kasus Penistaan Agama”.

Gelombang kemarahan khususnya umat Islam yang menuntut keadilan agar Ahok ditangkap sepertinya bukan lagi klaim satu juta KTP, namun sudah menjadi People Power, semua elemen masyarakat dari elit hingga rakyat biasa bergemuruh dalam isu yang sama “Tangkap dan Adili Ahok”.

Dalam hati kecil saya sejak awal juga sepakat, kesombongan Ahok telah membuat banyak elemen masyarakat terluka, bayangkan saja bagaimana sakitnya orang yang digusur dengan semena-mena oleh kebijakan Ahok, belum lagi nelayan yang dirusak dan dihilangkan sumber nafkahnya, keangkuhan Ahok mengumpat Ibu-ibu dan PKL, sok Jumawanya Ahok akan melawan seluruh lembaga Negara, Arogansi Ahok melawan DR. Rizal Ramli terkait Reklamasi, hingga petentengan Ahok yang merasa kebal hukum. Hmm.. Sungguh keterlaluan  !

Dari sekian jejak keangkuhan Ahok tersebut, barangkali Ahok punya hitung-hitungan tersendiri sebagai politisi amatiran kelas Gubernur Gokil itu, kekuatan uang dan kekuasaan bagi dia adalah segalanya.

Ahok lupa, sebagai seorang pemimpin kekuatan uang dan kekuasaan dapat tumbang dengan spirit militansi dan keberpihakan rakyat. Maka jangan heran jika akhirnya hukum jalananlah yang terjadi jika kekuasaan dan hukum formal sudah terbeli.

Contoh kecil saja, Ahok kabur ketakutan ketika akan berdialog dengan nelayan Muara Angke terkait Reklamasi pada 4 Mei 2016. 

Ahok juga ditolak warga Rawa Belong hingga dikejar-kejar dan harus diselamatkan naik angkot untuk diamankan di polsek pada 2 November 2016, untung saja Angkot belum sempat digusur oleh Ahok, bayangkan jika angkot sudah digusur, pasti dia sudah babak belur tidak karuan... Hehe..

Barangkali para pengembang menyesal sebagaimana 2 tokoh penting pengusung Ahok cagub yang konon meminta mundur melihat Ahok semakin tak layak jual, padahal triliunan uang pengembang konon sudah terlanjur keluar melalui mekanisme off budget yang dibungkus dana kontribusi tambahan dan untuk operasi politik terselubung Ahok.

Kembali ke soal 4 November, spirit militansi dan kekuatan rakyat terbukti, sepertinya Ahok tersungkur dan semua pihak akan mengambil hikmah dari serangkaian cerita sejarah soal Ahok dan arogansi kekuasaannya, sebagaimana kisah raja Amangkurat I yang sombong dan kejam dalam sejarah kerajaan Nusantara yang berakhir melarikan diri dan meninggal tragis. apakah Ahok akan bernasib sama? waktu yang akan menjawab.

Kekuatan masa aksi 4 November yang begitu solid dan militan membuat hampir semua kalangan terbelalak, Rachmawati Sukarno berujar ;“Revolusi Tercipta Jika Kaum Nasionalis, Agama, Dan Progresif Revolusioner Bersatu”. Namun tidak jarang pula yang khawatir jika aksi massa tersebut rawan di tunggangi kelompok radikal tertentu. 

Ratusan ribu massa aksi berbarengan turun kejalan dan didasari membela aqidah dan keadilan hukum, memang tidak menutup kemungkinan ada yang mencoba mengambil untung dari momentum tersebut, tidak saja kelompok radikal, kelompok fundamentalisme pasar (Neolib) yang terus melanggengkan agenda Neokolimnya pasti akan memanfaatkan momentum 4 November. Ulama dan umat harus waspada!

Saya secara pribadi mendukung penuh dan salut akan aksi massa 4 November yang disatukan spirit militansi dan keberpihakan, namun kita harus tetap berfikir jernih dan waspada, bahwa Ahok bukan saja telah menista Agama, namun Ahok menjadi simbol arogansi kekuasaan yang korup dan telah menistakan nilai-nilai kemanusiaan dan mengancam kedaulatan Negara.

Ahok adalah simbol kekuasaan anti rakyat dan antek kelompok Neolib faksi Timur yang sedang mengalami fase-fase pubertas, yang disaat bersamaan pula kelompok neolib faksi barat dengan kelihaian pencitraan palsunya juga bakal turut menunggangi momentum aksi 4 November tersebut.

Ulama dan korlap Aksi harus menyerukan seluruh umatnya, bahwa Ahok selain telah menistakan kekuatan langit, juga salah satu kelompok faksi neolib yang memang harus ditolak untuk NKRI.

Jangan sampai kita melawan kekuasaan neolib faksi Timur namun ditunggangi kekuatan Neolib faksi Barat. kita jangan tertipu tabiat mereka yang sejatinya sama-sama sedang menjalankan aksi ofensif agenda neokolimnya .
Semoga “Tangkap dan Adili Ahok Atas Penistaan Agama” dapat terpenuhi sesuai hukum yang berlaku di NKRI. 
Salam Aksi Damai, Salam People Power

Contact Form