Home » » Kepretan Dr. Rizal Ramli Soal Garuda Benar, Waktu Membuktikan Becik Ketitik Olo Ketoro

Kepretan Dr. Rizal Ramli Soal Garuda Benar, Waktu Membuktikan Becik Ketitik Olo Ketoro

Kepretan Dr. Rizal Ramli Soal Garuda Benar, Waktu Membuktikan Becik Ketitik Olo Ketoro
Kepretan Dr. Rizal Ramli Soal Garuda Benar, Waktu Membuktikan Becik Ketitik Olo Ketoro


Tidak ada Rizal Ramli (RR), Rezim Jokowi makin terlihat kocar kacir, niat baik presiden Jokowi luluh lantak di kibulin lingkaran-lingkaran terdekatnya, bukan hanya tata kelola dan target pertumbuhan ekonomi di bawah Sri Mulyani dan Darmin Nasution yang amburadul, beberapa kegiatan operasi bisnis dibawah kendali BUMN pun juga jeblok.. Satu persatu BUMN rontok.. Tri Sakti dan Nawacita Jongkok..

Alih-alih berniat menyelamatkan dan mengembangkan bisnis BUMN agar mampu bersaing sehat go Internasional, yang terjadi justru sebaliknya, Beberapa anak buah Jokowi yang membidangi BUMN justru seperti tim yang sedang menjalankan operasi pembangkrutan BUMN, yang kali ini menimpa Maskapai Penerbangan Garuda Indonesia.

Kemaren 21 Maret 2017 Garuda Indonesia mengumumkan bahwa laba yang diperoleh maskapai penerbangan tersebut anjlok hingga 89,45% sepanjang tahun 2016. Penyebabnya menurut Direktur Utama Garuda Indonesia akibat ekspansi dan penurunan penghasilan tiket penumpang, perlambatan ekonomi dan tekanan pada bisnis penerbangan. Sebuah penyebab yang sepertinya memang disengaja oleh tangan-tangan iblis yang berjubah malaikat yang sedang memangku kebijakan di sektor-sektor BUMN akhir-akhir ini?. BUMN bangkrut, Terbelit Utang, Korup, dan ujung-ujungnya muluslah pihak-pihak asing dan swasta mengakuisisi BUMN-BUMN kita? Begitulah aroma yang berkembang.

Jika Seorang RR hadir selalu membawa bukti nyata penyelamatan BUMN, seperti penyelamatan PLN dari ancaman kebangkrutan tahun 2001, penyelamatan bisnis penerbangan (2001), penyelamatan IPTN (2000), Memperbaiki Semen Gresik (2008), dsb. Justru di rezim Jokowi yang mengusung slogan Tri Sakti dan Nawacita ini beberapa kinerja BUMN makin jungkir balik. Anak Polah Bapak Kepradah (Apa yang dilakukan Anak buah Jokowi, maka Jokowi yang menanggung akibatnya)

Apapun alasan anjloknya laba maskapai Garuda Indonesia tersebut, yang jelas publik masih ingat betul, 1,5 tahun yang lalu ketika ekonom senior Dr. Rizal Ramli awal masuk duduk dikabinet pemerintahan Jokowi, sudah pernah mengingatkan keras (mengkepret) menteri BUMN Rini Sumarno beserta manajemen Garuda Indonesia agar tidak memaksakan pembelian pesawat besar dengan rute internasional. Apalagi pembelian tersebut dengan menggunakan dana utang luar negeri dari China Aviation Bank.

Menurut tokoh nasional Dr. Rizal Ramli waktu itu, sebaiknya sementara waktu Garuda Indonesia tidak memaksakan membeli dulu pesawat besar dengan rute internasional (Long Haul), lebih baik fokus memperbaiki Medium Range untuk kuasai pasar domestik, karena dari segi anggaran dan persaingan, Garuda Indonesia belum memungkinkan. jika hal tersebut nekat dilakukan, maka akan rugi besar!. (2015)

Peringatan keras Dr. Rizal Ramli yang sangat masuk akal dan bermanfaat tersebut justru ramai-ramai tidak digubris menteri BUMN dan manajemen Garuda Indonesia, bahkan Wapres Jusuf Kalla pun ikut menyudutkan Dr. Rizal Ramli dengan memaknai peringatan keras RR tersebut dengan tuduhan kegaduhan. Sungguh tuduhan yang tidak berkualitas dari seorang Wapres!. Wong Bener Tenger-Tenger (Orang benar hanya bisa bengong) –Ronggowarsito-.

Melihat kepretan RR soal Garuda tersebut, telah menambah daftar berbagai kepretan RR selama ini yang teruji dan terbukti kebenarannya, mulai dari Freeport, Proyek Listrik 35.000mw, Token Listrik, hingga Garuda Indonesia. Becik Ketitik Olo Ketoro (Yang baik/benar akhirnya Terlihat, Yang Jelek akhirnya terkuak).

Pastinya Sukarno dan para pedagang Aceh yang telah menyumbangkan uangnya hingga 130.000 strait dollar dan 20kg emas untuk membeli  pesawat DC-3 (Dakota) tahun 1948 yang mejadi cikal bakal Garuda Indonesia tersebut menangis melihat polah tingkah elit-elit hari ini yang menangani BUMN Garuda Indonesia dengan semaunya sendiri, makna existensi keberadaan Garuda sebagai simbol melanjutkan revolusi kemerdekaan telah melenceng karena dikelola dengan senaknya sendiri.

Sajak Raden Mas Noto Soeroto yang dikutip Sukarno waktu itu ketika menamai maskapai penerbangan Garuda Indonesia seperti tak ada artinya hari ini ketika Garuda mengalami jeblok yang tidak masuk akal. “Aku Adalah Garuda, Burung Milik Wisnu Yang Membentangkan Sayapnya Menjulang Tinggi Diatas Kepulauanmu”.

Berbagai kebijakan beberapa anak buah Presiden Jokowi yang terbukti jeblok dan merugikan kepentingan nasional sudah sebaiknya segera dievaluasi total, Presiden Jokowi harus lebih berani mengambil langkah jelas dan tegas ambil keputusan urus Negeri sebesar ini. Jangan sampai orang salah berpesta pora!, orang baik disingkirkan!, orang bejat naik pangkat! dan orang salah justru dianggap benar!.

Waktu masih 2,5 tahun kedepan untuk Presiden Jokowi memperbaiki kembali timnya agar diperoleh kebijakan yang terbaik, menguntungkan kepentingan nasional dan berpihak pada kepentingan rakyat. 

Salam Nawacita.. ehm!!



Contact Form