![]() |
Pak Jokowi, Jangan Karena Ahok Kau Lupa Rakyatmu, Nawacita dan Revolusi Mental ! |
Beberapa hari terakhir ini paska aksi 411 perpolitikan nasional di negeri ini banyak muncul sinyal dan kode dari para elit kekuasaan dan elit politik baik melalui pernyataan di media maupun manuver-manuver lapangan.
Yang paling menarik dan banyak dibicarakan tentunya manuver presiden Joko Widodo yang terkesan mendadak dan spontan melakukan safari kunjungan ke TNI-POLRI; Kopasus, Marinir dan Brimob.
Ada yang menduga dan berpendapat jika manuver tersebut tidak terlepas dari adanya isu kudeta militer, isu rencana aksi bela Islam III 25 Nov mendatang, isu bangkitnya kelompok fundamentalisme keagamaan, bahkan hingga pendapat yang menilai Jokowi sedang menakut-nakuti rakyatnya sendiri dengan kekuatan militer.
Beberapa analisis dan pendapat yang muncul secara liar tersebut sebenarnya tidak salah juga, karena memang manuver Jokowi sendiri memancing berbagai pihak untuk membuat analisis dan pendapat liar tersebut.
Sebenarnya kunjungan presiden Jokowi selaku panglima tertinggi TNI dan pemegang komando tertinggi POLRI tidak ada yang salah dan sesuatu yang lumrah dalam rangka konsolidasi kekuatan militer, namun barangkali menjadi pertanyaan bersama banyak kalangan mengingat momentumnya bersamaan dengan memanasnya kasus penisataan agama oleh Basuki Ahok dan banyak pihak mensinyalir Jokowi kekeuh lindungi Ahok.
Saya akan menduga dan berpendapat beda demi sebuah harapan bersama mewujudkan bangsa yang adil dan menghormati kebhinekaan serta kewibawaan Presiden NKRI.
Bisa saja safari Jokowi ke institusi militer sebagai bentuk wanti-wanti kepada para taipan jika akhirnya Ahok menjadi tersangka dalam kasus penistaan Agama hingga merembet kekasus-kasus skandal keuangan lainnya, karena sebagaimana desas desus yang berkembang konon para taipan beking Ahok akan marah besar dan membuat kekacauan (Chaos) jika Ahok sampai dijadikan tersangka dalam beberapa kasus yang membelitnya.
Benar dan tidaknya desas desus yang berkembang tersebut, faktanya Ahok memang terlihat kebal hukum dan presiden sendiri sepertinya tersandra oleh kekuatan Ahok beserta beking-bekingnya. Entah berkaitan dengan logistik pilpres masa lalu atau dalam hal kepentingan apa, yang jelas hanya Jokowi, Ahok, para Taipan dan Tuhan yang paham betul soal hal tersebut.
Jokowi selaku Presiden NKRI semestinya tidak perlu tersandra oleh kekuatan segelintir orang dan kepentingan, Jokowi semestinya berdiri diatas konstitusi dan selalu berada ditengah-tengah kehendak rakyat.
Jokowi harus ingat bahwa tidak ada kekuasaan dibelahan dunia manapun yang berhasil menghalau kekuatan rakyat berupa People Power, Jokowi harus ingat sejarah peristiwa 1966 dan 1998.
Jokowi belum terlambat memperbaiki langkah politik dan kekuasaannya, segera kembali ke konstitusi dan berdiri bersama rakyat. Jangan lupakan jalan Trisakti, Nawacita dan Revolusi Mental hanya karena seorang Ahok semata
“Bangsa ini terlalu besar, dan cita-cita konstitusi kita terlalu mulia untuk bertopang hanya pada pragmatisme kerdil,” kata DR. Rizal Ramli.
![]() |
Pak Jokowi, Jangan Karena Ahok Kau Lupa Rakyatmu, Nawacita dan Revolusi Mental ! |